Kus

Kami tidak merayakan pergantian tahun. Tapi diskon makanan memang menggoda.

Dalam setahun ini 2 kali kena DBD.

Dirasa sudah panjang, ga usah lama ke pangkas rambut terdekat.

Biasanya bikin rujukan dari faskes 2 ke faskes 3 sat set sat set aja tanpa drama. Datang ke nurse station, minta dibuatkan rujukan tanpa harus menghadap dokter, menunggu dipanggil, lalu selesai. Namun kali ini susternya bilang harus ada cap dokter karena kebijakan baru RS. Alhasil harus menunggu dokternya datang. Kalau ini pertama kali membuat rujukan, tentu saya rasa tidak mengapa. Tapi ini sudah setahun bolak-balik membuat rujukan, baru kali ini harus seperti ini. Apa perlu ganti RS untuk rujukan selanjutnya?

Bikin janji temu dokter via aplikasi daring. Biasanya saya lakukan via aplikasi dari RS tempat dokter praktek, entah kenapa saya malah ingin mencoba via aplikasi JKN.  Hasilnya? Ternyata galat, tidak sinkron antara database JKN dengan database RS tempat praktek dokter tersebut, menyebabkan saya seperti membuat janji temu di hari kamis, padahal dokter tersebut tidak praktek di hari tersebut.  Saya coba membatalkan via aplikasi namun malah galat juga. Terpaksa datang ke RS untuk memperbaiki namun ternyata tidak bisa. Saya malah diminta untuk menghubungi call center JKN, karena merupakan kewenangan JKN, menurut petugas di RS. Singkatnya, karena kondisi badan tidak baik langsung pulang saja tanpa menghubungi call center JKN.  Di rumah, saya coba menghubungi call center JKN. Dan hasilnya malah diminta untuk ke RS untuk membatalkan janji temu karena itu justru kewenangan RS. Lah? Bingung.

Hari ini ulang tahun istri. Hal yang membuat sedih adalah baik saya dan istri sedang sakit. Terlebih sekarang saya tidak punya uang untuk memberikan kado. Ada perasaan bersalah juga belum mampu memberikan yang terbaik selama pernikahan kami.