STRATEGI PENGUATAN MODAL SOSIAL MELALUI PENDIDIKAN (BELAJAR DARI MASYARAKAT DESA)-Prosiding Seminar “Pendidikan IPS sebagai Wahana Memupuk Modal Sosial Nasional, diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan IPS, Sekolah Pasca Sarjana, UPI BAndung
Oleh:
Dr. Kushandajani
ABSTRAK
Di saat efek globalisasi melanda semua dimensi dari manusia, menjadikan individualisme mengeras, hak-hak komunal terabaikan, ikatan-ikatan menjadi begitu longgar, dan modal sosial tergerus karenanya, maka penting kiranya menyusun sebuah strategi adaptif agar kondisi bangsa bisa pulih bahkan bisa duduk sejajar penuh percaya diri dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Salah satu langkah strategis yang harus ditempuh adalah bagaimana menumbuhkembangkan dan sekaligus menguatkan modal sosial bangsa. Realitas sosial menunjukkan social capital (modal sosial) selalu tumbuh dan berkembang beriringan dengan tumbuhnya komunitas. Modal sosial dapat membekas secara laten dalam kelompok dan muncul sebagai energi potensial. Melalui modal sosial terbangun rasa saling percaya (mutual trust), hubungan timbal balik (resiprocity) seperti saling menghormati, saling berbagi dan tumbuhnya emosi-emosi positif bagi berlangsungnya transformasi sosial yang lebih baik.
Salah satu bidang yang diharapkan memberikan kontribusi bagi penguatan modal sosial adalah bidang pendidikan. Pendidikan tidak hanya mencakup pendidikan formal atau sekolah saja, tetapi juga mencakup arti pendidikan secara luas. Sekolah ataupun perguruan tinggi hanya merupakan salah satu agen sosialisasi bagi tumbuhkembangnya modal sosial, selain agen-agen penting lainnya seperti keluarga dan media massa. Dukungan secara luas dari semua agen akan memberikan efek yang lebih luas dalam menumbuhkembangkan sekaligus menguatkan modal sosial bangsa.
Diawali dari perubahan cara berpikir di dalam keluarga, para pendidik, dan pengelola media massa, tentang pentingnya menguatkan modal sosial. Perubahan cara berpikir yang nantinya berakibat pada perubahan sikap mental merupakan tahapan yang paling kritis dan paling sulit dalam proses transformasi sosial, karena hal tersebut menyangkut perubahan nilai, kebiasaan, bahkan keyakinan. Kesediaan untuk mengubah diri secara individual harus dibarengi pula dengan merekonstruksi sistem pendidikan agar lebih kondusif, seperti masuknya muatan konsep maupun praktek modal sosial di dalam kurikulum sekolah sampai perguruan tinggi.
Penguatan modal sosial melalui pendidikan dilakukan melalui tiga komponen: jaringan kerja sosial, norma sosial, dan sanksi. Di dalam jaringan kerja sosial, peserta didik dikuatkan akses terhadap informasi. Di dalam norma sosial, aturan-aturan yang berlaku dikuatkan agar menghasilkan hubungan timbal balik yang positif, munculnya harapan bagi kerjasama, kepercayaan, dan perilaku positif. Adapun di dalam sanksi, anak didik mentaati hukuman bagi pelanggaran dan penghargaan bagi kepatuhan.
Tumbuhkembangnya modal sosial di dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat akan menentukan seberapa besar kepercayaan masyarakat pada aktor-aktor maupun lembaga-lembaga yang menyandang atribut kekuasaan, pada proses-proses sosial-politik, dan pada policy yang dihasilkan negara. Dengan modal kepercayaan yang tinggi akan mendorong terjadinya aksi sosial (social action) untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa.
Kata kunci: modal sosial, transformasi sosial, pendidikan.
(Disampaikan pada SEMINAR NASIONAL TAHUN 2006 PENDIDIKAN IPS SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
“Pendidikan IPS sebagai Wahana Memupuk Modal Sosial Nasional” di Auditorium JICA FPMIPA UPI Bandung, Sabtu – 05 Agustus 2006
ass. salam kenal bu, bolehkah saya minta full papernya. saya sedang ingin memperdalam mengenai permasalahan modal sosial
boleh….tolong tinggalkan alamat emailnya ya…
ass..
salam kenal bu..
apabila diperkenankan, bolehkah saya minta full papernya ? sebagai tambahan wawasan tentang modal sosial.
wass..
boleh…..tinggalkan alamat emailnya ya…..
assalamualaikum .
ibu, maaf boleh minta full papernya ?
terima kasih 🙂